Monday, August 19, 2013

Proktitis : peradangan pada lapisan rektum

Proktitis adalah peradangan pada lapisan rektum (mukosa rektum).

Pada proktitis ulserativa, ulkus (luka) muncul pada lapisan rektum yang meradang. Hal ini bisa mengenai rektum bagian bawah selebar 2,5-10 cm.
Beberapa kasus sudah memberikan respon terhadap pengobatan; yang lainnya menetap atau kambuh dan membutuhkan pengobatan jangka panjang.
Beberapa kasus akhirnya berkembang menjadi kolitis ulserativa.


PENYEBAB


Proktitis memiliki beberapa penyebab :

1. Penyakit Crohn atau kolitis ulserativa
2. Penyakit menular seksual (gonore, sifilis, infeksi Chlamydia trachomatis, herpes simpleks, infeksi sitomegalovirus), terutama pada laki-laki homoseksual.
3. Bakteri spesifik seperti Salmonella
4. Penggunaan antibiotik tertentu yang merusak bakteri usus normal dan memungkinkan bakteri lainnya tumbuh
5. Terapi penyinaran pada rektum atau di sekitar rektum.


Orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya proktitis, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sitomegalovirus.

GEJALA

Proktitis terutama menyebabkan perdarahan yang tidak nyeri atau pengeluaran lendir dari rektum.

Jika penyebabnya gonore, herpes simpleks atau sitomegalovirus, anus dan rektum akan terasa sangat nyeri.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dengan proktoskop atau sigmoidoskop dan hasil pemeriksaan dari contoh jaringan lapisan rektum.
Pemeriksaan laboratorium bisa menemukan jenis kuman, jamur atau virus yang menjadi penyebabnya.

Daerah lain dari usus juga bisa diperiksa dengan menggunakan kolonoskop atau barium enema.

PENGOBATAN

Antibiotik merupakan pengobatan terbaik untuk proktitis yang disebabkan oleh infeksi kuman spesifik.

Jika proktitis disebabkan karena penggunaan antibiotik yang merusak flora normal usus, bisa digunakan metronidazole atau vancomycin untuk menghancurkan kuman yang merugikan.

Bila penyebabnya adalah terapi penyinaran atau tidak diketahui, bisa diberikan kortikosteroid (misalnya hydrocortisone dan mesalamine).
Keduanya dapat diberikan sebagai enema (cairan yang dimasukkan ke dalam usus/usus besar) atau sebagai suppositoria (obat yang dimasukkan melalui dubur).
Kortison diberikan dalam bentuk busa yang dimasukan dengan bantuan alat khusus.
Sulfasalazine atau obat serupa bisa diberikan per-oral (melalui mulut) dalam waktu bersamaan.

Bila pengobatan tersebut tidak mengurangi proses peradangan, bisa diberikan kortikosteroid per-oral (melalui mulut).(medicastore)

No comments:

Post a Comment