Monday, August 11, 2014

Pneumonitis Kimia


Pneumonitis Kimia adalah peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup gas dan bahan kimia.

Pneumonitis kimia akut menyebabkan edema (pembengkakan jaringan paru) serta berkurangnya kemampuan paru dalam menyerap oksigen dan membuang karbondioksida.
Pada kasus yang berat, bisa terjadi kematian karena jaringan paru mengalami kekurangan oksigen (hipoksia).

Pneumonitis kimia kronis bisa terjadi setelah pemaparan sejumlah kecil bahan yang mengiritasi paru, tetapi berlangsung dalam waktu yang lama.
Hal tersebut menyebabkan peradangan dan bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis), yang ditandai dengan menurunnya pertukaran oksigen serta kekakuan jaringan paru. Jika tidak terkendali, pada akhirnya keadaan ini bisa menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian.

Penyakit silo filler terjadi akibat menghirup udara yang mengandung nitrogen dioksida yang dihasilkan dari makanan ternak basah. Pada penyakit ini, penimbunan cairan mungkin tidak akan terjadi dalam waktu 12 jam setelah pemaparan.
Penyakit silo filler mungkin akan membaik dan muncul dalam waktu 10-14 hari kemudian. Bila berulang, cenderung mengenai saluran pernafasan kecil (bronkiolus).

PENYEBAB
Berbagai bahan kimia di dalam lingkungan rumah tangga dan industri bisa menyebabkan peradangan pada paru-paru, baik yang sifatnya akut maupun kronis.

Gas seperti klorin dan amonia mudah larut dan dengan segera akan mengiritasi hidung, mulut dan tenggorokan. Jika gas terhirup dalam, maka bisa sampai di bagian bawah paru-paru.
Klorin merupakan gas yang sangat iritatif. Pemaparan klorin pada konsentrasi yang berbahaya bisa terjadi di rumah (klorin terdapat dalam bahan pemutih pakaian), pada kecelakaan di pabrik atau di dekat kolam renang.

Gas radioaktif yang mungkin terlepas pada suatu kecelakaaan reaktor nuklir, bisa menyebabkan kanker paru dan organ lainnya yang baru timbul bertahun-tahun kemudian.
Beberapa gas (misalanya nitrogen dioksida) tidak mudah larut. Karenanya tidak akan tampak tanda-tanda awal dari pemaparan (seperti iritasi hidung dan mata) dan gas ini lebih mudah masuk ke dalam paru-paru.

Pada beberapa orang, pemaparan terhadap gas atau zat kimia dalam jangka waktu lama akan menyebabkan bronkitis kronis.
Pemaparan terhadap zat kimia tertentu seperti arsen dan hidrokarbon, pada beberapa orang juga diduga menyebabkan kanker. Kanker bisa terjadi di paru-paru atau tempat lain tergantung zat yang terhirup.

GEJALA
Gejala dari pneumonitis kimia akut:
- rasa aneh di dada (seperti terbakar)
- gangguan pernafasan
- haus akan udara
- batuk
- suara pernfasan abnormal.

Gejala pada pneumonitis kronis:
- sesak nafas ketika melakukan kegiatan ringan
- takipneu (pernafasan cepat)
- dengan/tanpa batuk.

Gas terlarut seperti klorin dapat menyebabkan luka bakar pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan yang besar. Seringkali ditemukan hemoptisis ( batuk dan dahak yang berdarah)
Muntah dan sesak nafas juga sering terjadi.

Gas yang lebih sukar larut, seperti nitrogen dioksida, dalam waktu 3-4 jam setelah terhirup bisa menyebabkan sesak nafas, kadang-kadang sangat berat.

DIAGNOSA
# Untuk mengetahui beratnya kerusakan paru, dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen dada
# Analisa gas darah
# Tes fungsi paru.

PENGOBATAN
Pengobatan yang utama adalah pemberian oksigen.
Jika kerusakan paru-parunya bersifat berat, mungkin perlu dilakukan pemasangan alat pernafasan mekanis.

Diberikan obat-obatan yang membuka saluran pernafasan, cairan intravena dan antibiotik.
Untuk mengurangi peradangan paru, sering diberikan corticosteroid (misalnya prednisone).

Kebanyakan penderita sembuh sempurna dari kecelakaan pemaparan gas.
Komplikasi paling serius adalah infeksi paru-paru.

PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk mencegah pemaparan adalah berhat-hati saat menangani gas dan bahan kimia.
Sungkup muka (masker) yang memiliki persediaan udara sendiri, harus tersedia saat terjadi kecelakaan.

Petani harus mengetahui bahwa pemaparan tak sengaja dari gas beracun di gudang tempat menyimpan makanan ternak adalah berbahaya.

No comments:

Post a Comment