Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
PENYEBAB
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis:
# Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum)
# Perkembangan testis yang abnormal
# Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia) dan testis yang kecil).
Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV.
Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.
1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis.
Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15-40 thun.
Kanker testis dikelompokkan menjadi:
1. Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis.
Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun dan terbatas pada testis.
2. Non-seminoma : merupakan 60% dari semua jenis tumor testis.
Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
- Karsinoma embrional : sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.
- Tumor yolk sac : sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki.
- Teratoma : sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki. - Koriokarsinoma.
- Tumor sel stroma : tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.
GEJALA
Gejala berupa:
- Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
- Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah - Ginekomastia
- Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# USG skrotum
# Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase).
Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG.
# Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)
# CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
# Biopsi jaringan.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya.
# Selanjutnya ditentukan stadiumnya: Stadium I : kanker belum menyebar ke luar testis
# Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
# Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paru-paru.
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:
1. Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi
2. Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma.
Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3. Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker.
Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4. Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Tumor seminoma
- Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut
- Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi dengan sisplastin
- Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma:
- Stadium I : diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut
- Stadium II : diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan diikuti dengan kemoterapi
- Stadium III : diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin).
PENYEBAB
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis:
# Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum)
# Perkembangan testis yang abnormal
# Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia) dan testis yang kecil).
Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV.
Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.
1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis.
Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15-40 thun.
Kanker testis dikelompokkan menjadi:
1. Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis.
Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun dan terbatas pada testis.
2. Non-seminoma : merupakan 60% dari semua jenis tumor testis.
Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
- Karsinoma embrional : sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.
- Tumor yolk sac : sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki.
- Teratoma : sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki. - Koriokarsinoma.
- Tumor sel stroma : tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.
GEJALA
Gejala berupa:
- Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
- Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah - Ginekomastia
- Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# USG skrotum
# Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase).
Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG.
# Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)
# CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
# Biopsi jaringan.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya.
# Selanjutnya ditentukan stadiumnya: Stadium I : kanker belum menyebar ke luar testis
# Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
# Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paru-paru.
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:
1. Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi
2. Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma.
Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3. Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker.
Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4. Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Tumor seminoma
- Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut
- Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi dengan sisplastin
- Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma:
- Stadium I : diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut
- Stadium II : diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan diikuti dengan kemoterapi
- Stadium III : diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin).
No comments:
Post a Comment