Tuesday, October 21, 2014

Kelainan Pada Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius eksternus).
Kelainan pada telinga luar meliputi:
- penyumbatan
- infeksi
- cedera
- tumor.
PENYUMBATAN

Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara.
Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi.
Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap.
Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.

Anak-anak sering memasukkan benda-benda kecil ke dalam saluran telinganya, terutama manik-manik, penghapus karet atau kacang-kacangan.
Biasanya benda-benda tersebut oleh dokter dikeluarkan dengan bantuan kait yang tumpul.
Benda-benda yang masuk terlalu dalam lebih sulit dikeluarkan karena memiliki resiko menimbulkan cedera pada gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.
Kadang manik-manik dari kaca atau logam dikeluarkan dengan cara irigasi.
Jika anak meronta-ronta atau pengeluaran benda sulit dilakukan, bisa dilakukan pembiusan umum.



OTITIS EKSTERNA

Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga.
Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel).
Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear).

Sejumlah bakteri atau jamur (lebih jarang) bisa menyebabkan otitis eksterna generalisata; bakteri stafilokokus biasanya menyebabkan bisul.
Orang-orang tertentu (penderita alergi, psoriasis), eksim atau dermatitis pada kulit kepala) sangat peka terhadap otitis eksterna.
Cedera pada saluran telinga ketika sedang membersihkannya atau masuknya air/bahan iritan (misalnya hari spray atau cat rambut) bisa menyebabkan otits eksterna.

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga.
Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

Gejala-gejala dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan berbau busuk.
Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.

Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan, akan timbul nyeri.
Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati.

Bisul menyebabkan nyeri yang hebat.
Jika bisul ini pecah, akan keluar darah dan nanah dari telinga.

Untuk mengobati otitis eksterna generalisata, pertama-tama dilakukan pembuangan sel-sel kulit mati yang terinfeksi dari saluran telinga dengan alat penghisap atau kapas kering. Setelah saluran telinga diersihkan, fungsi pendengaran biasanya kembali normal.
Biasanya diberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik selama bebarapa hari. Beberapa tetes teling ada yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan.
Kadang diberikan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat untuk mengembalikan keasaman pada saluran telinga.

Untuk mengurangi nyeri pada 24-48 jam pertama bisa diberikan acetaminophen atau codein.
Infeksi yang sudah menyebar keluar saluran telinga (selulitis) diobati dengan antibiotik per-oral (melalui mulut).

Bisul dibiarkan pecah dengan sendirinya karena jika sengaja disayat bisa menyebabkan penyebaran infeksi.
Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik tidak efektif.
Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan bisa dilakukan pengompresan hangat (sebentar saja) dan pemberian obat pereda nyeri.



PERIKONDRITIS

Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.

Perikondritis bisa terjadi akibat:
- cedera
- gigitan serangga
- pemecahan bisul dengan sengaja.

Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium).
Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga.
Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.

Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago.
Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan.
Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya.


EKSIM

Eksim pada telinga merupakan suatu peradangan kulit pada telinga luar dan saluran telinga, yang ditandai dengan gatal-gatal, kemerahan, pengelupasan kulit, kulit yang pecah-pecah serta keluarnya cairan dari telinga.

Keadaan ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan saluran telinga.
Dioleskan larutan yang mengandung alumunium asetat (larutan Burow).
Untuk mengatasi gatal-gatal dan peradangan bisa diberikan krim atau salep corticosteroid.
Jika daerah yang terkena mengalami infeksi, bisa diberikan salep atau obat tetes antibiotik.


CEDERA

Cedera pada telinga luar (misalnya pukulan tumpul) bisa menyebabkan memar diantara kartilago dan perikondrium.
Jika terjadi penimbunan darah di daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan tampak massa berwarna ungu kemerahan.

Darah yang tertimbun ini (hematoma) bisa menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago sehingga terjadi perubahan bentuk telinga.
Kelainan bentuk ini disebut telinga bunga kol, yang sering ditemukan pada pegulat dan petinju.

Untuk membuang hematoma, biasanya digunakan alat penghisap dan penghisapan dilakukan sampai hematoma betul-betul sudah tidak ada lagi (biasanya selama 3-7 hari).
Dengan pengobatan, kulit dan perikondrium akan kembali ke posisi normal sehingga darah bisa kembali mencapai kartilago.

Jika terjadi robekan pada telinga, maka dilakukan penjahitan dan pembidaian pada kartilagonya.

Pukulan yang kuat pada rahang bisa menyebabkan patah tulang di sekitar saluran telinga dan merubah bentuk saluran telinga dan seringkali terjadi penyempitan.
Perbaikan bentuk bisa dilakukan melalui pembedahan.



TUMOR

Tumor pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker).

Tumor yang jinak bisa tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan dan penimbunan kotoran telinga serta ketulian.
Contoh dari tumor jinak pada saluran telinga adalah:
# Kista sebasea (kantong kecil yang terisi sekresi dari kulit)
# Osteoma (tumor tulang)
# Keloid (pertumbuhan dari jaringan ikat yang berlebihan setelah terjadinya cedera).

Seruminoma (kanker pada sel-sel yang menghasilkan serumen) bisa tumbuh pada sepertia saluran telinga luar dan bisa menyebar.
Untuk mengatasinya dilakukan pembedahan untuk mengangkat kanker dan jaringan di sekitarnya.

Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa seringkali tumbuh di pada telinga luar setelah pemaparan sinar matahari yang lama dan berulang-ulang.
Pada stadium dini, bisa diatasi dengan pengangkatan kanker atau terapi penyinaran.
Pada stadium lanjut, mungkin perlu dilakukan pengangkatan daerah telinga luar yang lebih luas.
Jika kanker telah menyusup ke kartilago, dilakukan pembedahan.

Kanker sel basal dan sel skuamosa juga bisa tumbuh di dalam atau menyebar ke saluran telinga.
Keadaan ini diatasi dengan pembedahan untuk mengangkat kanker dan jaringan di sekitarnya yang diikuti dengan terapi penyinaran.

No comments:

Post a Comment