Tuesday, October 21, 2014

Sinar Matahari & Kerusakan Kulit

Kulit melindungai tubuh dari sinar matahari. Sinar matahari merupakan sumber radiasi ultraviolet yang bisa merusak sel-sel tubuh.
Pemaparan berlebihan dalam waktu singkat menyebabkan luka bakar karena matahari.
Pemaparan jangka panjang menyebabkan penebalan lapisan kulit paling atas (epidermis) dan peningkatan pembentukan pigmen (melanin) oleh sel-sel penghasil pigmen (melanosit).
Melanin merupakan zat pelindung alami yang menyerap energi dari sinar ultraviolet dan mencegah masuknya sinar ke jaringan yang lebih dalam.

Kepekaan terhadap sinar matahari bervariasi, tergantung kepada ras/bangsa, pemaparan sebelumnya dan keadaan kulit secara keseluruhan.
Orang berkulit gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga lebih tahan terhadap efek matahari yang berbahaya (termasuk luka bakar karena matahari, penuaan kulit dini dan kanker kulit).
Orang kulit putih tidak memiliki melanin di dalam kulitnya dan bisa mengalami luka bakar yang serius meskipun hanya mengalami sedikit pemaparan. Jika tidak memakai pelindung, bisa terjadi kanker kulit.
Penderita vitiligo memiliki bercak-bercak kulit yang tidak menghasilkan melanin, karena itu bisa mengalami luka bakar karena matahari yang cukup berat.


LUKA BAKAR KARENA MATAHARI

Luka bakar karena matahari terjadi akibat pemaparan sinar ultraviolet B (UVB) yang berlebihan.
Gejala yang timbul tergantung kepada pigmen kulit yang dimiliki dan banyaknya pemaparan; kulit menjadi merah, membengkak dan terasa nyeri dalam 1 jam sampai 1 hari setelah pemaparan. Lalu terbentuk lepuhan-lepuhan dan kulit bisa mengelupas.
Beberapa penderita mengalami demam, menggigil dan lemah; dan pada luka bakar hebat bisa terjadi syok.

Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari adalah menghindari sinar matahari yang kuat secara langsung.
Pakaian dan kaca jendela yang biasa bisa menyaring sinar-sinar yang bersifat merusak.
Air bukan penyaring sinar ultraviolet yang baik, demikian juga halnya dengan awanatau kabut (seseorang bisa mengalami luka bakar karena matahari pada saat hari mendung atau berkabut).
Salju, air dan pasir memantulkan sinar matahari sehingga menambah jumlah sinar UV yang mencapai kulit.

Sebelum terpapar sinar matahari yang kuat, sebaiknya gunakan tabir surya, bisa berupa salep atau krim yang mengandung bahan kimia yang melindungi kulit dengan cara menyaring sinar UVA dan UVB. Banyak tabir surya yang juga bersifat waterproof (tahan air).
Jenis tabir surya yang banyak ditemukan dan efektif adalah yang mengandung asam para aminobenzoat (PABA, para-aminobenzoic-acid).
Sebaiknya tabir surya digunakan 30-45 menit sebelum berenang atau bepergian agar zat kimia terikat kuat ke kulit.
Kadang tabir surya yang mengandung PABA bisa mengiritasi kulit dan pada beberapa orang bisa menyebabkan reaksi alegi.

Jenis tabir surya lainnya mengandung zat kimia yang disebut benzofenon.
Banyak tabir surya yang mengandung PABA dan benzofenon atau zat kimia lainnya; kombinasi ini memberikan perlindungan terhadap sinar UV dalam rentang yang lebih luas.
Tabir surya lainnya mengandung penghalang fisik seperti seng oksida atau titanium dioksida; salep putih yang kental ini melindungi kulit dari sinar matahari dan bisa digunakan di daerah sensitif yang tidak terlalu luas (misalnya hidung dan bibir).

Kekuatan tabir surya dikelompokkan berdasarkan angka SPF (sun protection factor); makin tinggi angka SPFnya maka makin kuat perlindungannya.
Tabir surya dengan SPF 15 atau lebih bisa menghalangi sebagian besar sinar UV Kebanyakan tabir surya cenderung hanya menghalangi sinar UVB meskipun sinar UVA juga bisa menyebabkan kerusakan kulit.
Saat ini ada beberapa tabir surya terbaru yang efektif dalam menghalangi sinar UVA.

Pengobatan

Kesemutan atau kemerahan merupakan pertanda harus segera menghindari sinar matahri.
Kompres air dingin bisa menenangkan kulit yang panas, demikian pula halnya dengan lotion atau salep.
Tablet corticosteroid bisa mengurangi peradangan dan nyeri.

Luka bakar karena matahari akan mulai membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari, tetapi penyembuhan total baru terjadi dalam beberapa minggu kemudian.
Luka bakar di tungkai bawah (terutama di daerah tulang kering) cenderung menimbulkan rasa tidak nyaman dan penyembuhannya lambat.
Permukaan kulit yang jarang terkena sinar matahari bisa mengalami luka bakar hebat karena hanya memiliki sedikit pigmen. Contohnya adalah kulit yang tertutup oleh pakaian renang, kaki dan pergelangan tangan yang tertutup oleh jam tangan.

Kulit yang rusak karena sinar matahari tidak mampu menghalangi terjadinya infeksi dan jika terjadi infeksi maka penyembuhannya akan lebih lama.
Jika perlu, bisa diberikan antibiotik.

Setelah kulit yang terbakar mengelupas, lapisan yang baru terbentuk biasanya tipis dan pada awalnya sangat peka terhadap sinar matahari.
Daerah ini akan tetap sangat peka terhadap sinar matahari selama beberapa minggu.


EFEK JANGKA PANJANG DARI SINAR MATAHARI

Pemaparan sinar matahari selama bertahun-tahun menyebabkan penuaan kulit, tetapi yang paling merusak adalah pemaparan sebelum usia 18 tahun.

Kerusakan pada lapisan kulit yang lebih dalam menyebabkan keriput dan perubahan warna menjadi kuning.
Sinar matahari juga menyebabkan penipisan kulit dan bisa merangsang pertumbuhan prekanker (keratosis aktinik, keratosis solaris). Pertumbuhan ini tampak sebagai daerah bersisik dan berlapis-lapis yang tidak membaik; juga warnanya menjadi lebih gelap atau kelabu serta teraba keras.
Terlalu lama berada dibawah sinar matahari langsung bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker kulit (karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal dan melanoma maligna).


Pengobatan
Kunci dari pengobatan adalah menghindari sinar matahari; tetapi kerusakan yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
Krim pelembab dan makeup bisa menyembunyikan keriput.
Kadang digunakan zat kimia pengelupas yaitu asam alfa hydroxy dan tretinoin untuk mencegah kerusakan jangka panjang, terutama pada keriput yang tipis dan pigmentasi ireguler.

Pertumbuhan prekanker bisa berkembang menjadi kanker kulit.
Keratitis aktinik atau keratitis solaris biasanya bisa diangkat melalui pembekua dengan larutan nitrogen; tetapi jika pertumbuhannya terlalu banyak bisa digunakan larutan atau salep yang mengandung fluorourasil.




REAKSI FOTOSENSITIVITAS KULIT

Diperlukan waktu beberapa saat untuk terjadinya luka bakar dan kerusakan kulit karena matahari, tetapi beberapa orang memiliki reaksi yang tidak biasa yang terjadi setelah hanya beberapa menit berada dibawah sinar matahari.
Reaksi ini berupa kemerahan, pengelupasan kulit, kaligata, lepuhan-lepuhan dan bercak-bercak penebalan yang bersisik.
Banyak faktor yang mendukung terjadinya kepekaan terhadap sinar matahari (fotosensitivitas).

Penyebab yang paling sering ditemukan adalah pemakaian obat-obat tertentu (misalnya beberapa antibiotik, diuretik dan obat anti-jamur).
Reaksi fotosensitivitas juga bisa terjadi karena pemakaian obat, minyak wangi, batubara yang digunakan untuk mengobati ketombe dan eksim serta bahan-bahan yang terkandung dalam tanaman.
Penyakit tertentu (misalnya lupus eritematosus sistemik dan porfiria) juga bisa menyebabkan reaksi fotosensitivitas.

Pencegahan & pengobatan

Kepekaan yang berlebihan terhadap sinar matahari harus diatasi dengan menggunakan pakaian pelindung, sebanyak mungkin menghindari sinar matahari dan menggunakan tabir surya.

Kadang pemakaian hydroxychloroquin jangka panjang bisa mencegah terjadinya reaksi fotosensitivitas dan corticosteroid per-oral (melalui mulut) bisa mempercepat penyembuhannya.
Untuk jenis fotosensitivitas tertentu, pengobatannya bisa terdiri dari pemberian psoralen dan pemaparan kulit dengan sinar UVA; tetapi hal ini tidak dapat dilakukan pada penderita lupus eritematosus sistemik.

No comments:

Post a Comment