Eosinophilic fasciitis adalah gangguan dimana kulit pada lengan dan kaki menjadi meradang dan bengkak dan lambat laun mengeras.
Nama eosinophilic mengacu pada awalnya kadar darah tinggi pada jenis sel darah putih yang disebut eosinophils. Fasciitis mengacu pada peradangan pada fascia, dimana jaringan serat liat yang berada di bawah kulit.
PENYEBAB
Penyebab eosinophilic fasciitis tidak diketahui. gangguan tersebut terjadi terutama sekali pada pria berusia 40 sampai 50 tahun, tetapi hal tersebut bisa terjadi pada wanita dan anak-anak.
GEJALA
Gejala pertama yang biasa adalah rasa sakit, bengkak, dan peradangan pada kulit, terutama di atas bagian dalam lengan dan di depan kaki. Kulit pada wajah, dada, dan perut kadangkala bisa terkena juga. Pada scleroderma contrast, kulit pada kaki dan tangan tidak terkena dan fenomena Raynaud tidak terjadi.
Gejala-gejala pertama kali bisa dipastikan setelah kegiatan fisik berat, terutama sekali pada orang yang biasanya tidak banyak berolah raga. Gejala-gejala biasanya terus berkembang. Setelah seminggu, kulit yang meradang menjadi mengeras, segera diperoleh tekstur yang serupa dengan kulit jeruk.
Ketika kulit lambat laun mengeras, lengan dan kaki menjadi sulit untuk bergerak. Segera, lengan dan kaki menjadi terjepit pada posisi yang tidak biasa. Kehilangan berat badan dan lelah sering terjadi. Kekuatan otot biasanya tidak menurun, tetapi otot dan sakit persendian bisa terjadi. Jarang, jika lengan terkena, orang tersebut bisa mengalami sindron carpal tunnel.
Kadangkala, jumlah sel darah merah dan platelet di dalam aliran darah menjadi sangat rendah, meghasikan anemia dan kecendrungan mudah berdarah.
DIAGNOSA
Dokter mendiagnosa eosinophilic fasciitis karena gejala khususnya. Tes darah dilakukan untuk mengenali peningkatan protein disebut globulin. Jumlah eosinofil (jenis sel darah putih) meningkat sebagaimana tingkat erythrocyte sendimentation (ESR); peningkatan ini mengindikasi peradangan.
Diagnosa dipastikan dengan melakukan penelitian di bawah mikroskop sebuah contoh kecil (biopsi) pada kulit yang terkena dan jaringan di bawahnya (fascia). Contoh biopsi tersebut harus termasuk seluruh lapisan kulit di bawah otot. Magnetic resonance imaging (MRI) bisa membantu memastikan diagnosa tersebut tetapi hal itu biasanya tidak diperlukan karena biopsi dan tes lainnya biasanya cukup.
PENGOBATAN
Kebanyakan penderita segera merespon terhadap kortikosteroid dosis tinggi. Pengobatan harus sesegera mungkin dimulai untuk mencegah luka parut, kehilangan jaringan (atrophy), dan kontraktur. Kortikosteroid tidak bisa membalik atropi dan luka jaringan. Dosis dikurangi secara bertahap, tetapi kortikosteroid bisa diperlukan untuk dilanjutkan pada kadar rendah untuk 2 sampai 5 tahun. penggunaan obat-obatan lain dicobakan untuk orang yang tidak dapat menggunakan atau tidak bereaksi penuh terhadap kortikosteroid.
Prognosis
Meskipun keadaan jangka panjang tidak diketahui, segera, dengan atau tanpa pengobatan, peradangan pada eosinophilic fasciitis umumnya terpecahkan dengan sendirinya, meninggalkan bekas luka yang muncul sebelum pengobatan.
No comments:
Post a Comment