Limfositopenia adalah jumlah limfosit yang rendah di dalam darah (dibawah 1.500 sel/mikroL darah pada dewasa atau dibawah 3.000 sel/mikroL pada anak-anak).
Dalam keadaan normal, jumlah limfosit mencapai 15-40% dari sel darah putih dalam aliran darah.
Limfosit merupakan pusat sistem kekebalan:
1. Melindungi tubuh dari infeksi virus
2. Membantu sel lainnya untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan jamur
3. Berubah menjadi sel yang membentuk antibodi (sel plasma)
4. Melawan kanker
5. Membantu mengatur aktivitas sel lainnya dalam sistem kekebalan.
2 jenis utama dari limfosit adalah limfosit B (disebut juga sel B) dan limfosit T (disebut juga sel T).
Sel B berasal dari sumsum tulang dan matang di dalam sumsum tulang; sedangkan sel T berasal dari sumsum tulang, tetapi proses pematangannya tejadi di dalam kelenjar timus.
Sel B berubah menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi.
Antibodi membantu tubuh menghancurkan sel-sel yang abnormal dan organisme penyebab infeksi (misalnya bakteri, virus dan jamur).
Sel T dibagi menjadi 3 kelompok:
- sel T-pembunuh, yang mengenali dan menghancurkan sel abnormal atau sel yang terinfeksi
- sel T-penolong, yang membantu sel lainnya untuk menghancurkan organisme penyebab infeksi
- sel T-penekan, yang menekan aktivitas limfosit lainnya sehingga mereka tidak menghancurkan jaringan yang normal.
PENYEBAB
Limfositopenia dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit dan keadaan.
Jumlah limfosit dapat berkurang dengan segera pada saat sress berat dan selama pengobatan kortikosteroid (misalnya prednison), kemoterapi untuk kanker dan terapi penyinaran.
Penyakit yang dapat menyebabkan limfositopenia:
1. Kanker (leukemia, limfoma, penyakit Hodgkin)
2. Artritis rematoid
3. Lupus eritematosus sistemik
4. Infeksi kronik
5. Penyakit keturunan yang jarang terjadi (agamaglobulinemia tertentu, sindroma DiGeorge, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma imunodefisiensi gabungan yang berat, ataksia-telangiektasi)
6. AIDS
7. Beberapa infeksi virus.
GEJALA
Penurunan jumlah limfosit yang sangat drastis bisa menyebabkan timbulnya infeksi karena virus, jamur dan parasit.
DIAGNOSA
Berkurangnya jumlah limfosit mungkin tidak menyebabkan penurunan yang berarti dalam jumlah total sel darah putih, karena limfosit menempati proporsi yang relatif kecil dari sel darah putih.
Limfositopenianya sendiri tidak menimbulkan gejala dan biasanya ditemukan pada hitung jenis darah komplit yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit lain.
Dengan teknologi laboratorium yang canggih, bisa diketahui adanya perubahan jumlah jenis limfosit tertentu.
Sebagai contoh, berkurangnya jumlah limfosit yang dikenal sebagai sel T4 merupakan salah satu cara untuk mengukur progresivitas dari AIDS.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
Limfositopenia karena obat-obatan, biasanya akan mereda dalam beberapa hari setelah pemakaian obat dihentikan.
Jika penyebabnya adalah AIDS, biasanya hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah limfosit, meskipun obat tertentu (misalnya AZT atau zidovudin dan ddI atau didanosin) bisa meningkatkan jumlah sel T-penolong.
Jika terjadi kekurangan limfosit B, maka konsentrasi antibodi dalam darah bisa turun dibawah normal.
Pada keadaan ini, diberikan gamma globulin untuk membantu mencegah infeksi.
Jika terjadi infeksi diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus untuk melawan organisme penyebabnya. (medicastore)
Dalam keadaan normal, jumlah limfosit mencapai 15-40% dari sel darah putih dalam aliran darah.
Limfosit merupakan pusat sistem kekebalan:
1. Melindungi tubuh dari infeksi virus
2. Membantu sel lainnya untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan jamur
3. Berubah menjadi sel yang membentuk antibodi (sel plasma)
4. Melawan kanker
5. Membantu mengatur aktivitas sel lainnya dalam sistem kekebalan.
2 jenis utama dari limfosit adalah limfosit B (disebut juga sel B) dan limfosit T (disebut juga sel T).
Sel B berasal dari sumsum tulang dan matang di dalam sumsum tulang; sedangkan sel T berasal dari sumsum tulang, tetapi proses pematangannya tejadi di dalam kelenjar timus.
Sel B berubah menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi.
Antibodi membantu tubuh menghancurkan sel-sel yang abnormal dan organisme penyebab infeksi (misalnya bakteri, virus dan jamur).
Sel T dibagi menjadi 3 kelompok:
- sel T-pembunuh, yang mengenali dan menghancurkan sel abnormal atau sel yang terinfeksi
- sel T-penolong, yang membantu sel lainnya untuk menghancurkan organisme penyebab infeksi
- sel T-penekan, yang menekan aktivitas limfosit lainnya sehingga mereka tidak menghancurkan jaringan yang normal.
PENYEBAB
Limfositopenia dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit dan keadaan.
Jumlah limfosit dapat berkurang dengan segera pada saat sress berat dan selama pengobatan kortikosteroid (misalnya prednison), kemoterapi untuk kanker dan terapi penyinaran.
Penyakit yang dapat menyebabkan limfositopenia:
1. Kanker (leukemia, limfoma, penyakit Hodgkin)
2. Artritis rematoid
3. Lupus eritematosus sistemik
4. Infeksi kronik
5. Penyakit keturunan yang jarang terjadi (agamaglobulinemia tertentu, sindroma DiGeorge, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma imunodefisiensi gabungan yang berat, ataksia-telangiektasi)
6. AIDS
7. Beberapa infeksi virus.
GEJALA
Penurunan jumlah limfosit yang sangat drastis bisa menyebabkan timbulnya infeksi karena virus, jamur dan parasit.
DIAGNOSA
Berkurangnya jumlah limfosit mungkin tidak menyebabkan penurunan yang berarti dalam jumlah total sel darah putih, karena limfosit menempati proporsi yang relatif kecil dari sel darah putih.
Limfositopenianya sendiri tidak menimbulkan gejala dan biasanya ditemukan pada hitung jenis darah komplit yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit lain.
Dengan teknologi laboratorium yang canggih, bisa diketahui adanya perubahan jumlah jenis limfosit tertentu.
Sebagai contoh, berkurangnya jumlah limfosit yang dikenal sebagai sel T4 merupakan salah satu cara untuk mengukur progresivitas dari AIDS.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
Limfositopenia karena obat-obatan, biasanya akan mereda dalam beberapa hari setelah pemakaian obat dihentikan.
Jika penyebabnya adalah AIDS, biasanya hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah limfosit, meskipun obat tertentu (misalnya AZT atau zidovudin dan ddI atau didanosin) bisa meningkatkan jumlah sel T-penolong.
Jika terjadi kekurangan limfosit B, maka konsentrasi antibodi dalam darah bisa turun dibawah normal.
Pada keadaan ini, diberikan gamma globulin untuk membantu mencegah infeksi.
Jika terjadi infeksi diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus untuk melawan organisme penyebabnya. (medicastore)
No comments:
Post a Comment